DonkeyMails.com: No Minimum Payout

Senin, September 22, 2008

Toshiba Siapkan SSD Notebook 128GB

Banyak produk menarik yang layak ditunggu tahun depan. Beberapa waktu lalu, Toshiba mengumumkan niatnya membuat solid state drive (SSD) berbasis flash untuk notebook PC dengan kapasitas bervariasi antara 32GB hingga 128GB. Siap diproduksi secara massal pada bulan Mei 2008, ada dua ukuran yang bakal digelontor yakni 1,8 inci dan 2,5 inci.

SSD yang lebih mini, tenang (tidak berisik), dan memiliki boot time lebih ngebut dibandingkan harddisk merupakan peranti yang lazim diadopsi oleh gadget portabel seperti tablet PC dan UMPC (Ultra-Mobile PC). Tapi harganya yang mahal membuat vendor masih kesulitan menurunkan statusnya menjadi mainstream di pasar PC. Selain Toshiba, Samsung dan SanDisk juga telah merilis produk SSD. Micron Technology yang berbasis di Boise, Idaho juga berencana memasuki pasar ini. Mudah-mudahan saja dengan banyaknya pemain baru, harga SSD akan makin terjangkau.

Kamis, Februari 21, 2008

Selamat Datang Windows Free Edition!


Bill Gates konon sedang pusing. Software sistem operasi kebanggaannya, Windows, setelah dihitung-hitung ternyata cuma menyumbang penghasilan teramat kecil. Kalau dirata-rata, satu unit atau satu user Windows hanya memberikan pemasukan sekitar 9 dolar per tahun. Buntut-buntutnya, sekarang beredar ''gagasan edan'' di lingkungan Microsoft: menyulap Windows menjadi sistem operasi ''adware''. Software gratis tapi ada embel-embel iklannya, mirip freeware yang biasa kita pakai.


Adalah News.Com yang menebar bocoran bagus ini Senin kemarin. Menurut majalah IT online itu, gagasan tentang ''Windows Adware'' termuat dalam salah satu dokumen yang bakal jadi bahan diskusi pada Thinkweek, pertemuan internal dua tahunan Microsoft. Tahun ini, pertemuan yang selalu dihadiri Bill Gates itu akan berlangsung menjelang natal mendatang.

Dokumen tersebut menyebut sejumlah software untuk desktop yang layak untuk segera di-adware-kan. Antara lain Microsoft Money, Works, dan OneNote. Bagian lain dokumen menyebutkan bahwa bukan tak mungkin sang maskot Microsoft, yakni sistem operasi Windows, juga di-adware-kan.

''Jika kompetitor kita meluncurkan software adware yang gratis, maka kita pun harus melakukan hal yang sama,'' tulis dua peneliti Microsoft dan John Skovron, staf Microsoft yang bertanggung jawab atas Microsoft Money, pada makalah yang dibuatnya untuk Thinkweek.

Sejumlah petinggi Microsoft yang dimintai komentarnya oleh News.Com mengakui kebenaran dokumen yang diperoleh News.Com. Namun petinggi tersebut bilang bahwa semua itu masih berupa bahan diskusi, dan sama sekali belum menjadi kebijakan ataupun keputusan yang bakal dilaksanakan.

Munculnya gagasan Windows Adware tak lepas dari keinginan memaksimalkan dolar yang bisa didapat dari setiap user Windows atau software lain. Jika dulu strateginya --strategi klasik semua perusahaan-- adalah menjual produk terkait atau back-end product kepada user yang sama, kini hal tersebut dianggap sudah tak layak lagi karena amat banyak produk alternatif yang gratis.

Walhasil, solusi yang dianggap layak dan feasible adalah menyediakan software adware. Software yang diembel-embeli iklan. Kalau Anda sekarang pakai MSN Messenger, Anda pasti sadar bahwa ada banner iklan disoftware chatting itu.

Akankah Windows Adware tampil seperti itu? Mungkin saja. Tapi para peneliti Microsoft tadi usul agar iklan yang didisplay di komputer para pemakai software adware itu nantinya adalah iklan bergaya Google: text-ads.

Penggunaan iklan teks sejalan dengan proyek yang kini memang sedang dikembangkan Microsoft, yakni AdCenter ( http://adverti sing.msn.com ). AdCenter tak lain adalah ''biro iklan baris online'' yang seratus persen mirip (menjiplak) Google Adwords dan juga Overture-nya Yahoo. Kalau iklan teks yang dipilih, karena memang iklan teks memang terus jadi trend sejak dot-com bust tahun 2000-an.

Tapi kemungkinan penggunaan iklan berupa image, logo, atau banner tidak ditutup sama sekali. Terlebih karena beberapa waktu lalu sempat terbetik kabar bahwa Microsoft sudah mulai berunding untuk membeli Claria. Ingat Claria? Ini rajanya adware, yang dulu biasa dikenal dengan nama Gator.

Para peneliti Microsoft tadi yakin orang tak bakal keberatan kalau ada adware di software buatan Microsoft. Terlebih kalau software itu Windows, apalagi kalau Windows XP. Hanya saja mereka belum bisa menghitung berapa banyak tampilan iklan yang dianggap layak dan tak ''annoying'' bagi orang.

Terkait dengan gagasan tadi, mereka juga punya ide agar orang juga dipersilakan meng-upgrade software ke versi bebas iklan. Jadi, kalau memang tak suka versi adware, ya silakan upgrade ke versi biasa, dengan harga yang biasa pula.

Upaya meng-gratis-kan software juga sudah dimulai Microsoft sejak beberapa waktu lalu. Antara lain dengan meluncurkan Live ( http://www.live.com dan http://www.officelive.com ) yang konon bakal menjadi Microsoft Office dan Micorosoft Windows versi Online.

Sebelumnya, Microsoft juga sudah meluncurkan Microsoft Max ( http://www.microsoft.com/max/ )yang tak lain adalah software photo editing yang mirip dengan Picassa-nya Google. Selain gratis, software baru ini juga mengenalkan orang pada kecanggihan baru yang kelak bakal muncul pada Windows Vista.

Jadi... siap-siaplah menyambut datangnya Windows Adware... atau jangan-jangan Windows Vista Adware

Laptop Tak Buat Pasar Monitor Stagnan

Bandung, Indonews -- Lonjakan pasar laptop di Indonesia tidak menggoyahkan pasar monitor yang tetap menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan.

''Tren dan pasar laptop meningkat tajam, namun pertumbuhan pasar monitor masih cukup tinggi diatas 25 persen. Karena berbagai faktor, penggunaan monitor tidak mungkin ditinggalkan,'' kata Kepala Departemen Bisnis IT PT Samsung Indonesia (SEIN), Rudi Sumadi di Bandung, Rabu.

Pangsa pasar monitor terbesar saat ini, kata Rudi Sumadi, berasal dari konsumen korporat yang jumlahnya cukup besar untuk ukuran pasar. Kebutuhan monitor bagi konsumen korporat belum bisa tergantikan oleh laptop.

Menurut Rudi, banyak faktor yang memungkinkan pasar monitor tetap tumbuh di Indonesia, termasuk salah satunya fungsi monitor yang belum bisa digantikan oleh kehadiran laptop.

''Dibanding pasar laptop, pasar monitor saat ini cenderung lebih lambat. Sedangkan Laptop melejit bahkan sudah mencapai `double digit`,'' kata Rudi.

Lebih lanjut Rudi Sumadi mengatakan, pada 2007 pasar monitor di Indonesia masih mencapai angka 1,7 juta unit. Sedangkan PT Samsung Indonesia (SEIN) yang menjadi salah satu market leadernya menguasai sekitar 38 persen.

Pasar terbesar monitor yang dikuasai pabrikan asal Korea itu antara lain di Jakarta, Surabaya, Indonesia timur, Medan dan Bandung.

''Permintaan monitor berkonsep USB-enable cukup besar dari kalangan korporat karena bisa mengerjakan pekerjaan multitasking menjadi lebih mudah dan memungkinkan para pengguna monitor itu bekerja lebih cepat dan effesien,'' kata Rudi.

Ia mencontohkan salah satu produknya, Samsung SyncMaster 940UX UBSYNC yang dapat diperluas penggunaanya hingga enam monitor hanya dengan menggunakan USD tanpa harus menambah kartu grafis.

''Fasilitas itu mempermudah dan mengurangi biaya serta memiliki display berlayar banyak,'' katanya.

Menurut Rudi Sumadi, Samsung tetap fokus untuk menggarap pasar monitor di Indonesia dengan meluncurkan beberapa produk baru yang lebih handal, inovatif serta selaras dengan segmen-segmen produk utama untuk memenuhi kebutuhan konsumen korporat. *** S033/ant

sky-mails.net