DonkeyMails.com: No Minimum Payout

Kamis, Februari 21, 2008

Selamat Datang Windows Free Edition!


Bill Gates konon sedang pusing. Software sistem operasi kebanggaannya, Windows, setelah dihitung-hitung ternyata cuma menyumbang penghasilan teramat kecil. Kalau dirata-rata, satu unit atau satu user Windows hanya memberikan pemasukan sekitar 9 dolar per tahun. Buntut-buntutnya, sekarang beredar ''gagasan edan'' di lingkungan Microsoft: menyulap Windows menjadi sistem operasi ''adware''. Software gratis tapi ada embel-embel iklannya, mirip freeware yang biasa kita pakai.


Adalah News.Com yang menebar bocoran bagus ini Senin kemarin. Menurut majalah IT online itu, gagasan tentang ''Windows Adware'' termuat dalam salah satu dokumen yang bakal jadi bahan diskusi pada Thinkweek, pertemuan internal dua tahunan Microsoft. Tahun ini, pertemuan yang selalu dihadiri Bill Gates itu akan berlangsung menjelang natal mendatang.

Dokumen tersebut menyebut sejumlah software untuk desktop yang layak untuk segera di-adware-kan. Antara lain Microsoft Money, Works, dan OneNote. Bagian lain dokumen menyebutkan bahwa bukan tak mungkin sang maskot Microsoft, yakni sistem operasi Windows, juga di-adware-kan.

''Jika kompetitor kita meluncurkan software adware yang gratis, maka kita pun harus melakukan hal yang sama,'' tulis dua peneliti Microsoft dan John Skovron, staf Microsoft yang bertanggung jawab atas Microsoft Money, pada makalah yang dibuatnya untuk Thinkweek.

Sejumlah petinggi Microsoft yang dimintai komentarnya oleh News.Com mengakui kebenaran dokumen yang diperoleh News.Com. Namun petinggi tersebut bilang bahwa semua itu masih berupa bahan diskusi, dan sama sekali belum menjadi kebijakan ataupun keputusan yang bakal dilaksanakan.

Munculnya gagasan Windows Adware tak lepas dari keinginan memaksimalkan dolar yang bisa didapat dari setiap user Windows atau software lain. Jika dulu strateginya --strategi klasik semua perusahaan-- adalah menjual produk terkait atau back-end product kepada user yang sama, kini hal tersebut dianggap sudah tak layak lagi karena amat banyak produk alternatif yang gratis.

Walhasil, solusi yang dianggap layak dan feasible adalah menyediakan software adware. Software yang diembel-embeli iklan. Kalau Anda sekarang pakai MSN Messenger, Anda pasti sadar bahwa ada banner iklan disoftware chatting itu.

Akankah Windows Adware tampil seperti itu? Mungkin saja. Tapi para peneliti Microsoft tadi usul agar iklan yang didisplay di komputer para pemakai software adware itu nantinya adalah iklan bergaya Google: text-ads.

Penggunaan iklan teks sejalan dengan proyek yang kini memang sedang dikembangkan Microsoft, yakni AdCenter ( http://adverti sing.msn.com ). AdCenter tak lain adalah ''biro iklan baris online'' yang seratus persen mirip (menjiplak) Google Adwords dan juga Overture-nya Yahoo. Kalau iklan teks yang dipilih, karena memang iklan teks memang terus jadi trend sejak dot-com bust tahun 2000-an.

Tapi kemungkinan penggunaan iklan berupa image, logo, atau banner tidak ditutup sama sekali. Terlebih karena beberapa waktu lalu sempat terbetik kabar bahwa Microsoft sudah mulai berunding untuk membeli Claria. Ingat Claria? Ini rajanya adware, yang dulu biasa dikenal dengan nama Gator.

Para peneliti Microsoft tadi yakin orang tak bakal keberatan kalau ada adware di software buatan Microsoft. Terlebih kalau software itu Windows, apalagi kalau Windows XP. Hanya saja mereka belum bisa menghitung berapa banyak tampilan iklan yang dianggap layak dan tak ''annoying'' bagi orang.

Terkait dengan gagasan tadi, mereka juga punya ide agar orang juga dipersilakan meng-upgrade software ke versi bebas iklan. Jadi, kalau memang tak suka versi adware, ya silakan upgrade ke versi biasa, dengan harga yang biasa pula.

Upaya meng-gratis-kan software juga sudah dimulai Microsoft sejak beberapa waktu lalu. Antara lain dengan meluncurkan Live ( http://www.live.com dan http://www.officelive.com ) yang konon bakal menjadi Microsoft Office dan Micorosoft Windows versi Online.

Sebelumnya, Microsoft juga sudah meluncurkan Microsoft Max ( http://www.microsoft.com/max/ )yang tak lain adalah software photo editing yang mirip dengan Picassa-nya Google. Selain gratis, software baru ini juga mengenalkan orang pada kecanggihan baru yang kelak bakal muncul pada Windows Vista.

Jadi... siap-siaplah menyambut datangnya Windows Adware... atau jangan-jangan Windows Vista Adware

Laptop Tak Buat Pasar Monitor Stagnan

Bandung, Indonews -- Lonjakan pasar laptop di Indonesia tidak menggoyahkan pasar monitor yang tetap menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan.

''Tren dan pasar laptop meningkat tajam, namun pertumbuhan pasar monitor masih cukup tinggi diatas 25 persen. Karena berbagai faktor, penggunaan monitor tidak mungkin ditinggalkan,'' kata Kepala Departemen Bisnis IT PT Samsung Indonesia (SEIN), Rudi Sumadi di Bandung, Rabu.

Pangsa pasar monitor terbesar saat ini, kata Rudi Sumadi, berasal dari konsumen korporat yang jumlahnya cukup besar untuk ukuran pasar. Kebutuhan monitor bagi konsumen korporat belum bisa tergantikan oleh laptop.

Menurut Rudi, banyak faktor yang memungkinkan pasar monitor tetap tumbuh di Indonesia, termasuk salah satunya fungsi monitor yang belum bisa digantikan oleh kehadiran laptop.

''Dibanding pasar laptop, pasar monitor saat ini cenderung lebih lambat. Sedangkan Laptop melejit bahkan sudah mencapai `double digit`,'' kata Rudi.

Lebih lanjut Rudi Sumadi mengatakan, pada 2007 pasar monitor di Indonesia masih mencapai angka 1,7 juta unit. Sedangkan PT Samsung Indonesia (SEIN) yang menjadi salah satu market leadernya menguasai sekitar 38 persen.

Pasar terbesar monitor yang dikuasai pabrikan asal Korea itu antara lain di Jakarta, Surabaya, Indonesia timur, Medan dan Bandung.

''Permintaan monitor berkonsep USB-enable cukup besar dari kalangan korporat karena bisa mengerjakan pekerjaan multitasking menjadi lebih mudah dan memungkinkan para pengguna monitor itu bekerja lebih cepat dan effesien,'' kata Rudi.

Ia mencontohkan salah satu produknya, Samsung SyncMaster 940UX UBSYNC yang dapat diperluas penggunaanya hingga enam monitor hanya dengan menggunakan USD tanpa harus menambah kartu grafis.

''Fasilitas itu mempermudah dan mengurangi biaya serta memiliki display berlayar banyak,'' katanya.

Menurut Rudi Sumadi, Samsung tetap fokus untuk menggarap pasar monitor di Indonesia dengan meluncurkan beberapa produk baru yang lebih handal, inovatif serta selaras dengan segmen-segmen produk utama untuk memenuhi kebutuhan konsumen korporat. *** S033/ant

Fujitsu LifeBook A6120 Released


foto berita artikel

Fujitsu kembali menghadirkan notebook layar lebarnya dengan seri LifeBook A6120. Fujitsu LifeBook A6120 adalah notebook dengan display layar 15,4 inch. Notebook kelas ini tentu saja merupakan notebook kelas pengganti PC, dalam arti bagi mereka yang menginginkan tampilan seluas monitor PC namun dengan kemampuan portable yang mudah dibawa ke mana pun, maka notebook layar lebar seperti Fujitsu LifeBook A6120 merupakan pilihan yang tepat.

Dari segi feature dan kemampuan, notebook Fujitsu LifeBook A6120 ini dapat digolongkan sebagai ‘widescreen multimedia notebook’. Kemampuan multimedia Fujitsu LifeBook A6120 disokong oleh processor Intel Penryn Core 2 Duo dan Sistem Operasi Windows Vista Home Premium yang cukup dapat diandalkan untuk mendukung berbagai feature multimedia masa depan.

Berikut merupakan spesifikasi lengkap dari Fujitsu LifeBook A6120 yang baru saja dirilis di Amerika Utara pada Selasa (19/2) lalu dengan harga $1.299 dollar Amerika:

  • Intel Core 2 Duo T8100 Processor (2.1GHz, 3 MB L2 cache, 800 MHz FSB)
  • Windows Vista Home Premium (32-bit)
  • 15.4" Crystal View WXGA (1280 x 800) display (300 nits brightness)
  • 3GB DDR2 667MHz SDRAM memory
  • 250GB SATA, 5400 rpm hard drive with Shock Sensor protection
  • Intel Graphics Media Accelerator X3100 integrated graphics
  • Dual-Layer Multi-Format DVD Writer
  • Integrated webcam and digital microphone
  • Multinational 56K V.90 modem and Gigabit Ethernet LAN
  • Integrated Atheros Super AG (802.11a/b/g) wireless
  • Five USB 2.0 ports, IEEE 1394, Memory Stick/SD/xD slot, PC Card slot, ExpressCard slot
  • Main battery: Lithium ion (6-cell, 10.8V, 4000 mAh)
  • Standard spill resistant keyboard
  • One-year International Limited Warranty
  • Dimensions: 14.17" x 10.43" x 1.55"
  • Weight: 6.6 pounds with 6-cell battery

Menggali Fenomena Maraknya Hotspot

udah bukan hal baru lagi bagi kita saat melihat pengunjung mall dengan antusias melahap berita dari Internet melalui laptop di depannya, dengan hanya ditemani sebotol teh atau camilan. Atau sekelompok mahasiswa yang menghabiskan waktunya di lingkungan kampus demi 'gratisan' Internet setiap hari. Namun jika kita cermati dengan baik, sebenarnya apakah sasaran utama dari penyediaan layanan ini pada ruang publik kita?

---

Memang ada banyak sekali alasan untuk suatu pihak memasang hotspot pada lokal area bisnisnya. Sebut saja kampus, karena institusi pendidikan ini mempunyai tujuan paling ‘mulia’ dalam pemasangan hotspot. Tujuan utama suatu kampus dalam menyediakan layanan hotspot tentu saja untuk memperluas akses civitas akademikanya terhadap informasi global melalui Internet, disamping mungkin juga mengembangkan komunitas e-learning yang mereka miliki. Walaupun tidak bisa dipungkiri juga terselip aspek bisnis dalam motivasinya. Namun yang menjadi pertanyaan sekarang adalah sejauh mana ketepatan layanan ini mencapai sasarannya? Benarkah dalam sebuah kampus, era Internet kabel sudah harus digantikan oleh hotspot. Ataukah hanya sekedar sebagai strategi bisnis dalam persaingan dunia pendidikan yang kian ketat?

Seperti yang kita tahu, sejak banyaknya kampus menyediakan layanan hotspot, memang kampus tersebut berhasil menjadi 'rumah kedua' bagi sebagian mahasiswa. Namun sebenarnya untuk alasan apakah mereka betah berlama-lama tinggal di kampus dengan laptop atau PDA-nya, mungkin harus dikaji lebih dalam. Yang jelas tidak sepenuhnya motivasi mereka untuk 'tinggal di kampus' terkait dengan tugas kampus yang harus dikerjakannya. Banyak diantaranya yang memanfaatkannya sekedar karena 'gratis'. Karena seperti yang diketahui bersama, biaya komunikasi di Indonesia, termasuk untuk koneksi Internet, masih relatif mahal jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Itulah mengapa para mahasiswa ini lebih memilih 'gratis' di kampus, daripada 'bayar' di luar. Tentu saja semua itu sangat rasional.

Pastinya sebuah kampus sudah mempertimbangkan kemungkinan seperti tersebut di atas, sebelum mereka memutuskan untuk memasang hotspot. Jika sudah dapat menduga, mengapa juga mereka tetap memasangnya? Tak lain adalah karena pertimbangan aspek bisnis, karena seperti yang kita tahu, dunia pendidikan pun saat ini merupakan lahan bisnis yang potensial. Untuk dapat bersaing menjadi sebuah perguruan tinggi papan atas, tentunya tak semata kualitas pendidikan yang harus diperhatikan. Aspek fasilitas kampus merupakan salah satu faktor penentu layak tidaknya sebuah perguruan tinggi disebut 'bergengsi'. Bayangkan jika sebuah perguruan tinggi ternama sekelas UGM atau UI tidak mempunyai hotspot. Apa kata dunia? Itulah mengapa saat ini banyak kampus berlomba memperbaiki infrastrukturnya, termasuk infrastruktur IT-nya.

Lalu bagaimana dengan pemasangan hotspot pada suatu pusat keramaian? Seperti yang banyak kita lihat saat ini, banyak ruang publik yang menyediakan fasilitas hotspot. Untuk yang satu ini, alasannya sangat mudah ditebak, tak lain dan tak bukan adalah aspek bisnis semata. Ya, sebuah ruang publik yang menyediakan hotspot pastilah akan menarik bagi para surfer untuk mendatanginya, dan para surfer ini biasanya berasal dari ekonomi menengah ke atas. Ini merupakan suatu nilai tambah bagi proses marketing suatu pusat keramaian. Entah itu hotspot yang bersifat free hingga hotspot yang berbayar sekalipun kenyataannya tetap merupakan hal yang menarik, apalagi untuk kalangan muda di kota-kota besar, yang didominasi oleh pelajar dan mahasiswa dari berbagai penjuru daerah. Tentu saja mereka merupakan target market yang potensial. Hitung saja sudah berapa pusat perbelanjaan maupun hiburan di sekitar kita yang memasang fasilitas ini, mulai dari Mall hingga kafe-kafe, semua berlomba memperlengkapi diri dengan fasilitas ini. Tak lain hanyalah untuk menarik pengunjung sebanyak mungkin untuk memperlancar bisnis mereka masing-masing.

Jadi sebenarnya hal terpenting dari fenomena maraknya pemasangan hotspot saat ini adalah bukan untuk apa mereka memasangnya, namun bagaimana kita memanfaatkannya. Orang yang memakai layanan tersebut hanya untuk sekedar mengetahui gossip artis dan film terkini tentunya tidak akan mendapat manfaat yang sama dengan orang yang memakainya untuk bekerja melihat harga saham di pasaran terkait dengan berita terbaru kebijakan pemerintah. Begitu juga dengan mahasiswa, walaupun sama-sama mendapat akses gratis di kampus, tergantung dengan bagaimana mereka akan memanfaatkannya.(dna)

By http://www.beritanet.com/

Rabu, Februari 20, 2008

Perlindungan EasyGuard dari Toshiba

Untuk melindungi produk-produk notebook-nya, kini secara konsisten Toshiba memberikan sebuah sistem perlindungan bagi para konsumen notebook-nya. Hal ini berkaitan dengan upaya Toshiba untuk meningkatkan kepuasan konsumen atas produknya. Berikut ini merupakan bagian dari sistem perlindungan yang dinamakan EasyGuard tersebut:

  1. Proteksi Harddisk

Untuk melindungi dari kerusakan harddisk yang dapat disebabkan oleh goncangan, getaran, atau bahkan terjatuh yang dapat mengakibatkan goresan yang merusak perputaran piringan saat pembacaan data, maka Toshiba memberikan dua level pengamanan, yaitu secara internal maupun eksternal. Dengan menggunakan Toshiba 3D accelerometer maka pada saat harddisk terjatuh secara otomatis akan dapat mendeteksi arah jatuh dan dengan cepat memindahkan head harddisk. Sedangkan dari luar harddisk terdapat HDD Dome Shock Protector yang merupakan sebuah teknologi penyerapan goncangan, terutama untuk area yang riskan, yaitu sekitar chassis dan platters.

  1. Spill-Resistant Keyboard

Perlindungan ini memberikan waktu pada pengguna untuk menyimpan dan mematikan notebook terlebih dahulu jika keyboard secara tidak sengaja terkena tumpahan benda cair.

  1. Shock Absorbing Design

Desain pelindung yang meredam goncangan pada saat terjadi kecelakaan atau terjatuh tiba-tiba, meminimalisasi resiko yang ditimbulkan dari efek goncangan tersebut. Shock Protector ditempatkan di setiap sudut, sedangkan Shock Absorber Protection melindungi harddisk dan seluruh LCD.

  1. Magnesium Alloy Casework

Bahan ini lebih ringan dari titanium dan material notebook lainnya. Bahan ini biasa dipergunakan pada industri otomotif dan pesawat terbang. Magnesium Alloy dipilih Toshiba sebagai bahan dasar untuk mengurangi berat berlebihan yang tidak diperlukan.

  1. LCD Panel Shock Absorber

Layar LCD merupakan salah satu komponen penting yang harus dilindungi, oleh karena itu Toshiba menempatkan garis karet pengaman yang mengelilingi layar LCD untuk mengurangi resiko benturan yang mungkin terjadi.

  1. LCD Inverter Shock Protection

LCD Inverter merupakan salah satu bagian paling rawan dalam pengoperasian sebuah notebook, karena merupakan kunci pengaturan layar. Jika bagian ini rusak, maka layar tidak akan selamat. Oleh karena itu Toshiba melindunginya dengan material pelindungi yang melingkupi keseluruhan inverter.

Toshiba Tecra A9 Notebook


foto berita artikel

Tecra A9 merupakan notebook seri terbaru yang dikeluarkan Toshiba untuk fungsi dan kelas notebook bisnis menengah ke atas. Toshiba Tecra yang hadir dengan display 15.4” ini menurut berita yang beredar, merupakan kompetitor yang handal bagi notebook sekelasnya, seperti Lenovo ThinkPad T61, Hewlett Packard 8510p dan Dell Latitude D830. Kebanyakan notebooknotebook Toshiba yang lain, Toshiba Tecra A9 juga dirancang sedemikian rupa agar memenuhi standart ketahanan dan perlindungan dasar Toshiba, seperti proteksi terhadap hardware, termasuk harddisk, dan penggunaan spill-resistant keyboard. Adapun spesifikasi lengkap dari Toshiba seri Tecra A9 ini adalah:
bisnis di kelas ini dirancang untuk mudah dibawa dan digunakan dalam keperluan pemakaian bisnis sehari-hari, begitu pula Toshiba Tecra A9. Seperti halnya

  • Sistem Operasi : Windows Vista Business (32-bit)
  • Intel Core 2 Duo Processor T7500 (2.20GHz, 4MB L2, 800MHz FSB)Toshiba Tecra A9
  • Mobile Intel P965 Express Chipset
  • Intel Wireless WiFi Link 4965AGN (802.11a/g/n)
  • 2GB 1GB x 2 PC2-5300 DDR2 SDRAM (maximum capacity 4GB)
  • Harddisk : 160GB Fujitsu MHW2120BH
  • 8x DVD (+/-R double layer) drive
  • 15.4" diagonal widescreen TFT LCD display at 1680x1050 (WSXGA+, Matte)
  • 256MB NVIDIA Quadro NVS 130M (up to 255MB additional shared)
  • Bluetooth version 2.0 plus Enhanced Data Rate (EDR)
  • Type II PC-Card Slot
  • 5-in-1 media card reader
  • VGA out, Mic/Headphone connectors, IEEE-1394 (FireWire), Three USB 2.0 ports, Serial Legacy Port, 1Gb LAN, Docking Connector
  • 5100mAh Lithium Ion battery, dapat bertahan sekitar 3 jam lebih, tergantung pada aktifitas pemakaian.
  • 3-Year Standard Limited Warranty

Untuk harga dari notebook ini, Toshiba memberikan patokan yang bervariasi sesuai dengan type konfigurasi dan prosesor yang dipakai. Untuk varian Tecra A9 dengan konfigurasi seperti tersebut di atas dilepas ke pasaran dengan harga $1,199 dollar Amerika. Kisaran harga dari Toshiba sendiri adalah $1,369 dollar Amerika hingga $1,749 dollar Amerika.

sky-mails.net